Shoutbox

26 June 2016

Kesaksian tentang Bahaya Narkoba


Oleh: Liven R

BERBICARA tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, kita berbicara tentang masa depan individu, kelompok masyarakat, dan tentang nasib suatu bangsa.
Narkoba, disebut juga dengan istilah napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) sesungguhnya merupakan senyawa-senyawa psikotropika yang pada penggunaan wajar (dengan dosis yang tepat) oleh profesional medis adalah sebagai penghilang rasa nyeri dan penghilang kesadaran pasien pada saat tindakan pengoperasian akan dilakukan.
Namun dewasa ini, penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat, telah menjadi momok yang menjerat kehidupan, tak hanya penggunanya saja, namun juga memberi dampak negatif secara meluas bagi lingkungan sekitar.
Secara umum, penyalahgunaan narkoba bagi individu terkait akan menimbulkan risiko kecanduan, perubahan aktivitas mental dan perilaku, memengaruhi kesadaran — menimbulkan halusinasi, mempercepat kerja otot jantung, mengurangi aktivitas fungsional tubuh (menghilangkan kesadaran), melemahkan dan merusak kerja syaraf otak, menimbulkan sesak nafas, terjangkit HIV (akibat penggunaan jarum suntik secara bergantian), hingga menimbulkan kematian.
Jangan Pernah Mencoba Narkoba!
Seberapa mengerikan sesungguhnya efek dari penyalahgunaan narkoba itu? Apa yang dirasakan pengguna pada taraf kecanduan ekstrem?
Bertahun-tahun penulis menyimpan pertanyaan di atas dan tak henti mencari jawab — sebagai bagian dari upaya turut memerangi penyalahgunaan narkoba yang disinyalir secara memprihatinkan telah menyentuh kehidupan masyarakat tak hanya kelompok usia tua; dewasa, namun juga remaja;  pria maupun wanita.
Minggu siang, penulis berhasil menemui Eks, begitu saja kita sebut namanya, mantan pemadat (pria) yang kemudian bersedia menceritakan secara gamblang pengalaman hidupnya dahulu di lembah kekelaman akibat narkoba. Pengalaman yang — bagi  penulis — tidak  semua orang sanggup mengungkapkannya.  
Dikisahkan oleh Eks, dirinya mulai mengenal narkoba di tahun 1994, pada usianya yang masih sangat muda, yakni duapuluh satu tahun. Bermula dari coba-coba terhadap obat-obatan terlarang ini dari teman-temannya, Eks pun kemudian menjadi seorang pemadat/ pecandu.
Kecanduannya terhadap narkoba diakui mencapai puncaknya pada kurun masa 1996 hingga 1997. Segala jenis narkoba: putaw, shabu, ekstasi, heroin, dan lainnya telah dicobanya pada masa itu, dalam dosis tinggi.
Dijelaskannya, jika shabu memberi efek yang membuat tubuh menolak makan dan tidur berhari-hari (pada saat bersamaan merusak kesehatan akibat tidak adanya asupan gizi dan tidak beristirahatnya tubuh berhari-hari), maka heroin memberi efek hilangnya kesadaran diri (pemicu terjadinya berbagai tindak kejahatan tanpa disadari; penyebab terjadinya seks bebas). Sementara efek mengerikan dari pemakaian putaw adalah dalam tingkat kecanduan lebih lanjut, akan membuat pengguna melukai diri sendiri; mengiris lengan untuk mengisap darah sendiri.
Dalam pengaruh narkoba, hampir semua tindak kejahatan pernah dilakukannya, demikian aku Eks. Tak berhenti hanya sebagai pengguna, dia juga menjual barang-barang haram itu. Menjadi seorang peminum dan juga bandar judi, merupakan profesi rangkapnya kala itu. Meski telah berkeluarga, Eks hanya pulang ke rumah sekali-dua kali dalam seminggu, selebihnya berseliweran dari hotel ke hotel; menjalani kehidupan dengan setengah kesadaran!
Sesungguhnya, selain sebagai bandar judi, ketua geng hitam, pemadat, dan penjual narkoba, Eks juga memiliki banyak usaha halal di berbagai bidang yang memberinya pemasukan yang tak sedikit. Akan tetapi, dalam pengaruh narkoba, ketiadaan konsentrasi dalam mengurus segala usahanya menyebabkan satu persatu usahanya ‘babak belur’.
Sebuah fakta mencengangkan sekaligus memprihatinkan yang akan membuka mata hati kita semua tentang bahaya narkoba yang diuraikannya lebih lanjut adalah: bagaimana seorang pecandu memenuhi kebutuhannya akan madat tatkala dia tak memiliki uang?
Narkoba, meski merupakan barang terlarang, namun diketahui memiliki harga selangit (umumnya di atas satu juta rupiah).
Dimulainya suatu rantai kejahatan demi memenuhi keinginan akan candu, seperti mencuri dan merampok, kemudian pada tingkat lebih lanjut: melukai korban, dan seterusnya, barangkali dapat menjadi jawaban atas pertanyaan di atas dan sekaligus menjawab mengapa dikatakan ketika seseorang mulai mengenal narkoba, maka dia adalah calon pelaku segala kejahatan di masa depannya.
Pun seperti yang diungkapkan Eks, tak sedikit dari para pecandu (wanita) akan menjual diri, atau dikenal dengan istilah ‘shabu dibayar seks’ ketika rasa candunya menuntut untuk segera dipenuhi sementara dia tak memiliki uang. Ironisnya, kita tahu di negara kita terdapat juga pecandu narkoba usia remaja (13-16 tahun — pria  dan wanita).  Untuk fakta satu ini, kita turut bersedih dan prihatin untuk matinya moral diri anak bangsa akibat narkoba! Oleh karena itu jangan pernah mencoba narkoba!
Pengaruh Narkoba
Tidak ada kehidupan baik, apalagi tenang dan bahagia yang akan menyertai seorang pecandu narkoba, demikian juga dengan kehidupan Eks di masa lalunya. Pertengkaran demi pertengkaran kerap mewarnai rumah tangganya, hingga pun ancaman perceraian pernah diterimanya dari sang istri tercinta, yang sesungguhnya adalah seorang wanita yang amat penyabar, tatkala nasihat demi nasihat kepadanya selalu hanya bagaikan angin lalu saja.
Meski berbagai usahanya yang hancur diterjemahkannya sebagai teguran berkali-kali dari Tuhan atas semua perilaku tak pantasnya; pun beberapa sahabatnya sesama pecandu narkoba diketahui mengalami gangguan kerusakan otak (kegilaan) setelah mengonsumsi narkoba selama beberapa waktu lamanya (di antaranya bahkan meninggal dunia), namun hal itu tak juga membuat Eks tersadarkan untuk bertobat.   
Bersama narkoba, belasan tahun (1994-2007) dijalaninya dengan kesia-siaan. Tanggung jawab sebagai seorang anak, suami, saudara, warga negara, terlebih sebagai manusia di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dan dalam bingkai kemanusiaan, lalai dijalankannya.
Titik balik kehidupan Eks baru terjadi di 2008. Penyebabnya adalah di usia pernikahannya yang memasuki tahun kesepuluh, Eks dikaruniai seorang putra, namun sang putra terdiagnosis mengalami kelainan sejak dalam kandungan.
Putra pertamanya yang terlahir dengan cacat bawaan tersebut akhirnya harus direlakannya kembali menghadap Sang Khalik dalam usianya yang hanya beberapa bulan, setelah berbagai upaya medis dalam dan luar negeri diberikan dan gagal menyelamatkannya.
Kesedihan yang mendalam akibat kehilangan putra satu-satunya, mengetuk kuat nurani Eks untuk mengubah segala perilaku dan apa yang dijalaninya, serta bertekad untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar.
“Tuhan, jika ini cobaan dari-Mu, jangan memberiku terlalu berat. Aku bisa bertobat...,” kenang Eks saat dirinya mengunjungi rumah Tuhan pacca kematian putranya. “Tuhan marah, benar-benar marah! Dia tak lagi memberiku teguran, namun hukuman...,” ujar Eks yang tak menampik cacat pada janin dalam kandungan memiliki hubungan erat dengan kerusakan gen/ sel tubuh akibat pengaruh narkoba.
            Tentunya bukan perkara mudah untuk menghentikan segala kebiasaan yang telah mendarah daging selama belasan tahun, apalagi yang berhubungan dengan narkoba dan candu. Namun dengan tekad yang kuat, tiada hal yang mustahil. Berhenti total dari segala kebiasaan buruk sejak saat itu juga, menjadi harga mati yang tak dapat lagi ditawar bagi Eks. Penderitaan akibat sakaw (sakao — sakit  karena ketagihan atau putus obat) harus ditanggung Eks selama setahun lebih sebelum dapat terlepas sepenuhnya dari narkoba.
Bujukan dan rayuan untuk kembali berkubang dalam lumpur yang sama, bukan hal yang mustahil akan membuat Eks kembali ke dunia hitam. Untuk itu, semua hubungan dengan para ‘saudara’nya di geng hitam diputuskannya dengan cara mengganti nomor telepon dan diikuti kemudian dengan mengayun langkah kakinya pergi jauh ke sebuah tempat yang tak dapat dihubungi oleh mereka.
Penutup
Manusia, tidaklah takut berbuat salah, hanya takutlah jikalau telah tahu salah, tak hendak memperbaiki diri.’
Meski telah sepenuhnya terbebas dari narkoba dan menjalani kehidupan dengan normal; pun enam tahun sudah dilalui Eks tanpa gelar pecandu, pemadat, maupun penjudi dan pemabuk, namun pandangan sinis dan dikucilkan oleh masyarakat serta keluarga masih dirasakan Eks hingga hari ini. Sebuah harga mahal yang harus dibayarnya akibat pengenalannya dengan narkoba!
Menceritakan kisah hidupnya di masa lalu secara transparan, dengan keberanian yang luar biasa, Eks telah menginspirasi kita semua untuk memahami lebih mendalam tentang apa dan bagaimana efek buruk narkoba itu sesungguhnya bagi pemakai – terhadap kehidupan pribadi, dalam masyarakat; dalam jangka waktu singkat, dan bahkan efek terhadap seumur hidup seorang mantan pemadat.
Membahas tentang bahaya narkoba, selalu ada pihak-pihak yang kita tuding — pemerintah, kepolisian, badan penanggulangan bahaya narkoba — sebagai yang paling bertanggung jawab mencegah, mengawasi dan menindaklanjuti para pengguna dan pengedar narkoba. Sesungguhnya, kita semua memiliki tanggung jawab yang sama dalam memerangi narkoba.
Dimulai dari diri sendiri; proteksi diri dengan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bentengi keluarga dengan kasih, komunikasi, dan perhatian yang tulus. Bukalah mata dan telinga akan pengetahuan tentang bahaya narkoba; edukasikan kepada siapa saja tentang efek negatif narkoba sedini mungkin. Lebih lanjut, bukalah hati dan tangan untuk menerima kembali siapa pun yang pernah terjerumus dalam narkoba dan bertobat, sebab pun Tuhan telah terlebih dahulu mengampuni seseorang yang telah bertobat.
 “Setiap manusia itu punya tanggung jawab, tanggung jawab atas jalan kehidupannya sendiri; tanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.... Sesungguhnya, aku menyadari, hanya diri sendirilah penentu akan menjalani kehidupan seperti apa,” ucap Eks menutup perbincangan kami siang itu.
Menilik masa lalunya, ada penyesalan mendalam yang diungkapkan Eks bahwa dia telah menyia-nyiakan banyak waktu, kesehatan, dan kesadarannya untuk hal-hal tak bermanfaat. Semestinya, jangan ada lagi generasi penerus bangsa kita yang mengikuti jejak Eks di masa lalunya itu! *

Penulis adalah  tenaga pendidik; ghostwriter/ co-writer.
( Artikel ini diterbitkan Harian Analisa, Medan)

14 December 2015

Memaksimalkan Kecerdasan Gadget Ber-OS Android



Judul: Cara Tokcer Android Canggih Tanpa Rooting
Penulis: Lea Willsen
Penerbit: Penerbit Andi, Yogyakarta
Tebal: xiv + 288 halaman (bonus CD)
Ukuran: 21cm x 14cm
Cetakan: Pertama, 2015
Kategori: Sistem Operasi Gadget
ISBN: 978-979-29-5018-2

GADGET bersistem operasi (OS) Android dengan harga yang mahal hingga terjangkau, menjadi pilihan banyak pengguna gadget dewasa ini. Pada dasarnya, OS Android merupakan salah satu sistem canggih yang dapat membantu pengguna melakukan banyak hal—yang biasa dilakukan dengan komputer—dengan hanya sebuah gadget di tangan, apabila kita dapat memaksimalkan fungsi dan kemampuannya.
Memaksimalkan fungsi dan kemampuan dari gadget ber-OS Android, banyak dilakukan dengan cara melakukan ‘rooting’—istilah bagi suatu tindakan terhadap sistem gadget Android agar dapat mengakses hingga ke akar sistem yang biasanya terkunci. Akan tetapi, tindakan rooting yang dilakukan berisiko merusak sistem operasi perangkat, pun menghanguskan garansi yang ada.
Pada buku ‘Cara Tokcer Android Canggih Tanpa Rooting’, penulisnya, Lea Willsen, memberi solusi bagi pengguna gadget ber-OS Android untuk memaksimalkan kecerdasan gadgetnya dengan cara memasang sejumlah aplikasi pilihan—yang telah teruji—tanpa perlu melakukan rooting yang berisiko.
Sesuatu yang juga menjadi tren di kalangan pengguna gadget adalah pemasangan gambar bergerak sebagai wallpaper pada gadgetnya. Sayangnya, gambar bergerak sering menjadi kaku/tak dapat bergerak setelah disetel sebagai wallpaper. Pada bab pertama buku ini dijelaskan cara pemasangan yang memungkinkan gambar tetap bergerak apabila pengguna memasang gambar ber-file gif sebagai wallpaper-nya.
Bagaimana membuat layar dapat berputar dari posisi tegak/vertikal menjadi mendatar/horizontal pada banyak bagian di gadget, ternyata bukan hal yang mustahil dapat diterapkan pada sejumlah gadget yang hanya memiliki kemampuan rotasi layar otomatis yang terbatas. Hal ini pun dijelaskan secara mendetail dalam buku ini disertai aplikasi pilihan yang tepat.
Apa yang menjadi kebutuhan para ahli fotografi dan orang-orang yang hobi mengedit foto, tentunya adalah aplikasi yang memungkinkannya dapat mengedit foto di mana pun berada, dengan hanya sebuah gadget di tangan. Dalam buku ‘Cara Tokcer Android Canggih Tanpa Rooting’ bab 5, Lea Willsen memperkenalkan sebuah aplikasi canggih pengedit foto yang dapat dipasang pada gadget, yakni Adobe Photoshop Touch yang memiliki sejumlah fitur pengedit foto yang praktis dapat digunakan langsung hanya dengan sentuhan-sentuh tangan pada layar gadget.
Lebih lanjut, dalam buku ini juga dijelaskan arti dan kegunaan dari pada tool-tool yang terdapat pada aplikasi Adobe Photoshop Touch, seperti bagaimana mengedit foto: menambahkan teks, memperbaiki kualitas foto, pemberian berbagai efek, dan lain sebagainya.
Membuat video, menggabungkannya serta memberikan efek pada video, mengubah resolusi dan durasi, serta membuat slideshow, juga dapat dilakukan melalui gadget Android, tanpa campur tangan komputer! Dijelaskan dalam buku ini (halaman 155), aplikasi AndroVid Video Editor dapat dipilih untuk dipasang pada gadget Android, dan dapat mengedit video dengan kemampuan dasar layaknya aplikasi mutakhir seperti Sony Vegas, Adobe Premiere, maupu Movie Maker yang biasanya dipasang pada komputer.
Menjadikan gadget sebagai alat pemutar musik atau video, telah menjadi kebutuhan dan tren hidup masa kini. Akan tetapi, aplikasi bawaan gadget cenderung hanya dapat memutar video dengan format file tertentu. Dalam buku ini, pemilihan aplikasi apa yang dapat memutar segala jenis file—tanpa memerlukan converter, untuk mendukung fungsi gadget agar semakin sempurna, diuraikan dalam bab 8.
Selaras dengan perkembangannya, gadget kini juga berfungsi sebagai alat penyimpan data-data privasi, seperti file lampiran, obrolan-obrolan rahasia dalam aplikasi BBM, WeChat, Line, Facebook, Twitter, SMS, dan e-mail.
Menjaga kerahasiaan dari segala yang terdapat di dalam gadget kita agar tak tersentuh/terbaca oleh orang lain, dapat dilakukan dengan sejumlah fitur pendukung yang tersedia di Google Play, seperti aplikasi pengunci, sehingga gadget menjadi aman dari tangan-tangan jail. Lebih lanjut, aplikasi pengunci yang direkomendasikan, dengan segala cara pemasangannya yang diuraikan dalam buku ini juga memiliki kemampuan canggih dalam menangkap gambar/video dari ‘maling’ yang mencoba membobol password dari gadget Android kita. Luar biasa!
Cara-cara memproteksi gadget dari jarak jauh menggunakan SMS—saat gadget hilang atau dicuri; membaca QR Code; mengatasi masalah pada gabungan video yang tak bersuara; penjelasan mengenai aplikasi yang tepat untuk mengunduh berbagai konten video, serta pemanfaatan aplikasi sebagai browser dan pemasangan aplikasi apa saja yang berguna untuk menjaga sistem Android agar tetap sehat, tertulis lengkap dalam buku ‘Cara Tokcer Android Canggih Tanpa Rooting’ ini, disertai dengan video demo dalam bonus CD-nya.
Peresensi: Liven R

Ketika Seni Melukis Memasuki Era Digital



Judul: Mahir dan Profesional Digital Painting
Penulis: Lea Willsen
Penerbit: Penerbit Andi
ISBN: 978979292774
Tebal: X + 186 halaman
Kategori: desain grafis
Tahun terbit: 2014
MEMASUKI zaman serba teknologi, melukis dewasa ini tak sebatas dilakukan di atas media kertas dengan menggunakan pensil, penghapus, kuas, cat warna, dan peralatan melukis lainnya, namun secara menakjubkan seni melukis telah bersinggungan dengan teknologi digital yang ditandai dengan melukis melalui perangkat komputer; atau yang populer disebut dengan digital painting/digipaint.
Istilah digipaint, selain mengacu pada seni melukis dengan komputer—yang telah dilengkapi dengan software-software pendukung yang terinstal baik, secara luas juga berarti seni memadukan kreativitas melukis dengan teknologi modern, yang mana telah banyak digunakan oleh para profesional yang berkecimpung dalam bidang ilustrasi maupun fotografis di seluruh dunia.
Merupakan kabar gembira bagi para pencinta dunia melukis, mengolah lukisan dengan teknik digipaint ternyata memiliki keunggulan menghemat ruang kerja dan biaya peralatan—sebab segala peralatan melukis hanya bagaikan benda-benda abstrak di dalam komputer, namun pada kenyataannya dapat menghasilkan karya lukis nyata dengan objek seperti real-nya.
Meski hanya berupa peralatan melukis abstrak (berupa software pada aplikasi melukis di komputer), namun semua peralatan melukis yang digunakan dalam teknik melukis ala digipaint telah merupa peralatan melukis yang lengkap dan canggih.
Bagaimana sesungguhnya proses melukis dengan komputer itu?
Dalam buku ‘Mahir dan Profesional Digital Painting’, Lea Willsen memaparkan secara terperinci dan dengan bahasa yang mudah dipahami: bagaimana membuat digipaint dengan program aplikasi Photoshop.
Seperti proses melukis pada umumnya, Lea Willsen, yang juga seorang ilustrator di berbagai media cetak dan penulis dari sejumlah buku-buku ilmiah populer, menjelaskan bahwa dalam teknik digipaint juga dimulai dengan pemilihan model, lalu pembuatan sketsa, mewarnai, hingga tahap memoles hasil akhir lukisan.
Merupakan keunggulan dari buku ‘Mahir dan Profesional Digital Painting’ adalah dilengkapinya gambar ilustrasi yang mendukung penjelasan tentang langkah demi langkah dari dasar hingga selesainya sebuah lukisan digipaint; sehingga meski terdengar rumit, tetap dapat dilakukan dan dipraktekkan langsung oleh siapa pun hanya dengan syarat ‘menyukai dunia melukis’ saja.
Tak hanya menuntut sebuah lukisan asal jadi, digipaint umumnya adalah karya yang mengutamakan keindahan objek wajah dengan hasil seperti objek aslinya. Oleh alasan itu, bagaimana melukis mata dan alis agar terlihat indah dan nyata pun diuraikan Lea Willsen dalam bab 4 —halaman 47— tentang teknik-teknik melukis tak hanya kelopak hingga bola mata, namun juga jenis ukuran brush tool, smudge tool, dan lain sebagainya yang harus digunakan lengkap dengan ketajaman dan pencampuran warna (baik dengan pengkodean angka maupun pemilihan tool secara langsung).
Lebih lanjut, dalam dunia melukis kita tahu pemberian efek bayangan dan penyelarasan warna objek merupakan dua hal yang tak kalah penting dalam ‘menjadikan nyata’ sebuah objek lukisan. Pada bab 6 (hlm. 96-98) buku ‘Mahir dan Profesional Digital Painting’ ini menjelaskan cara-cara memperbaiki warna objek, semisal dengan menu replace color, color balance, brightness contrast, pun pengambilan sampel warna hingga semirip mungkin (dengan eyedropper tool), yang mana merupakan teknik penyempurnaan sebuah lukisan.
Sebagai akhir pembelajaran digipaint pada buku ini, tak ketinggalan juga dilengkapi tips dan trik menyimpan file dalam berbagai format, serta penjelasan fungsi dari tool-tool yang lazim kita lihat berbaris pada menu bar di program Photoshop.
Dengan adanya buku ini, melukis dengan komputer dan menghasilkan lukisan yang indah kini bukan lagi misteri!
*Peresensi: Liven R
*Buku dapat dibeli di http://www.bukupedia.com/id/book/id-85689/mahir-dan-profesional-digital-painting.html
 
                         

12 December 2015

Bercerita Melalui Fotografi



Judul: Tutorial Photoshop: Penerapan Efek pada Foto
Penulis: Lea Willsen
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Tebal: X + 76 halaman (berwarna)
Ukuran: 9.2 inch x 8.4 inch
Cetakan: Pertama, 2014
Kategori: Fotografi
ISBN: 978-602-02-4547-8
Harga: Rp54,800

TAK dapat dipungkiri, sejak dulu foto memiliki peran penting dalam mendokumentasikan berbagai peristiwa yang terjadi, sebagai pencerita yang diam namun sanggup bersaksi tentang perjalanan peradaban manusia dari masa ke masa; sebagai sumber ingatan akan kejadian lampau pada berbagai segmen kehidupan manusia.
Pun telah menjadi gaya hidup di zaman sekarang, manusia senang mengabadikan setiap kejadian dan momen yang terlihat maupun yang dialaminya dengan foto, kemudian membagikan melalui berbagai media komunikasi yang ada, sehingga peran foto sebagai pencerita semakin tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Seiring perkembangan teknologi, dunia fotografis telah mengalami perkembangan pesat dan menjadi tak hanya berfungsi memvisualkan apa yang tertangkap lensa begitu saja, namun teknik pengeditan fotografi juga telah menjadi bagian dari seni, cipta dan karsa para pencinta fotografi dalam mengupayakan keindahan untuk memberi kesan mendalam bagi para penikmat karya fotografi.
Dalam buku ‘Tutorial Photoshop: Penerapan Efek pada Foto’, Lea Willsen—seorang penulis muda yang telah berpengalaman di bidang ilustrasi selama bertahun-tahun, yang juga merupakan seorang pencinta teknik melukis ala digital painting—mencoba menjawab keinginan para pencinta karya fotografi, baik seorang fotografer maupun bukan, untuk menciptakan foto-foto yang lebih bernilai artistik melalui teknik pengeditan foto dengan program Photoshop—sebuah program pada komputer yang diciptakan khusus untuk melukis, mengedit, maupun memanipulasi karya seni gambar.
Seperti yang dijelaskan secara terperinci dalam buku ini, pada Photoshop terdapat banyak efek yang dapat dipergunakan untuk mengedit/memperindah sebuah foto. Efek-efek tersebut antara lain: sepia, sketch, vignette, blur, texture, retro, lomo, double rainbow, rain, sunrise, glamour, dan lain sebagainya.
Seiring modernisasinya zaman, kamera yang menghasilkan foto dengan objek hitam-putih/kekuningan maupun yang bernuansa klasik/style kuno telah ditinggalkan. Akan tetapi, foto hitam-putih/kekuningan dan nuansa klasik/style kuno juga menyimpan keindahan tersendiri, seperti membawa ingatan akan masa-masa di era 20-an hingga 80-an.
Dengan efek sketch’, bukan hal yang mustahil untuk mengubah sebuah foto berwarna menjadi foto hitam-putih. Begitu juga dengan ‘efek vintage’ dan ‘efek retro’, kita dapat menciptakan foto-foto bernilai seni tinggi yang seolah diambil dengan kamera kuno pada tahun 70-an.
Selain ketiga efek di atas, pada bagian lain dari buku ini juga dijelaskan tentang pemberian efek ‘rain’, ‘double rainbow’, dan ‘sunrise’, yang mana sesuai dengan namanya, efek-efek tersebut diterapkan pada foto untuk memunculkan kesan foto diambil pada momen saat hujan, munculnya pelangi, maupun pada saat matahari sedang bersinar terik, meski kondisi alam pada saat pengambilan foto sesungguhnya bukanlah demikian adanya. 
Sementara apa itu ‘efek lomo—leningsradskoye optiko mechaninicheskoye obyedinenie’ yang dapat diterapkan pada foto? Dijelaskan pada halaman 35 dari buku ini, ‘efek lomo’ sesungguhnya merupakan sebuah efek yang pada awalnya muncul disebabkan adanya kecacatan pada lensa kamera yang menyebabkan hasil jepretan foto memiliki sisi gelap pada bagian tepinya. Akan tetapi, foto dengan ‘efek lomo’ kemudian berkembang menjadi tren dalam dunia fotografi bersebab juga dianggap mengandung nilai artistik tersendiri.
Selain penjelasan mengenai arti dari efek-efek yang dapat diterapkan pada foto, buku ‘Tutorial Photoshop: Penerapan Efek pada Foto’ juga memberi penjelasan mendetail tentang bagaimana cara menerapkan efek-efek tersebut pada foto, dan disertai dengan gambar tutorial step by step untuk tiap-tiap efek yang ada—berjumlah 16 efek.
Dengan bahasa yang mudah dimengerti; setiap halaman yang berwarna layaknya sebuah majalah, serta perbandingan gambar sebelum dan sesudah pemberian efek, membaca buku ini semakin mempermudah kita mempelajari cara-cara mengedit, menambahkan efek-efek, dan menjadikan foto sesuai keinginan kita.
Peresensi: Liven R



Buku ini dapat di beli di http://www.bukupedia.com/id/book/id-86290/tutorial-photoshop-penerapan-efek-pada-foto.html